Selasa, 28 September 2010

jika Tuhan (ku) adalah Tuhan (mu)

Membicarakan Tuhan dalam diam. Coba menerka apa yang menjadi kehendak ketika coba melaku, dan tentunya gerak seakan jadi gagu karena ragu.
Benar adanya Tuhan ada ketika merasa, namun selalu saja ada tanya dalam resah. Ketika. Ya, ketika kita hanya mencoba menggunakan (mengingat, memanggil, mengerti, dan merasakan) ada Nya ketika resah muncul dalam sebuah upaya melawan segala ketidakberdayaan. Memang benar ada yang kuasa untuk melaku, namun diri ini selalu lusuh sebelum sempat mengeluh. Ya, ketidakberdayaan selalu menyerang diri di awal, sebelum persiapan akan serangan belum siap untuk berlaku. Tentang Tuhan, aku bertanya:
"Benar kita memujanya dengan ikhlas, atau hanya pembenaran pragmatis diri yang membutuhkanNya. Ya, hanya sekedar saja".

Tidak ada komentar: