Sabtu, 10 Mei 2008

Sesaat, kala itu...

Tidurku ini teramat panjang.
Ya, aku terlalu meresapi pulasnya tidurku ini. Terhanyut aku dalam mimpi yang seolah mengajak dan terus mengajak untuk berjelaga. Namun apa yang kutemukan…
“Hanya ingatan tentang indahmu.”
Selang waktu;
Aku temukan keberadaanku. Aku ada di persimpangan jalan, entah apa namanya ini. Jalan ini. Ya, tentunya jalan ini. Aku belum pernah melewatinya. Ingin aku bertanya, namun pada siapa.
Disekitarku hanya gelap, dan seonggokan padatan bau tanah. Padahal aku tahu hari ini cerah adanya. Hanya rintikan air—yang entah dari mana—, sedikit menyejukan hawa panas siang dalam kegelapanku ini.
Saat ini ada juga kudengar iringan doa. Yang lagi-lagi aku tak tahu darimana asalnya. Ingin aku tepuk pipi ini. Ingin sadari inikah kenyataan atau hanya halusinasiku saja.
“Ah…ini mimpi. Ya, ini hanya mimpi saja.”
Aku terlalu pegal untuk terus tidur seperti ini. Aku putuskan bangun dan mencari sedikit kesejukan dalam nuansa—yang—baru ini.
“Ah…!!!!!!!” Aku terkejut dengan yang ada.
Aku berada diluar keberadaanku. Namun semua yang ada ini nyata. Aku lihat nisan atas namaku. Aku tersadar dengan yang ada. Namun tetap aku belum bisa menerima takdirku ini. Sebuah kejanggalan dalam pemahaman tentang dunia yang ada saat ini. Aku terlalu takut dengan sebuah kenyataan.
“Ah, Tuhan. Hanya inikah sebuah arti ada?”
AKU MATI ATAU MENINGGAL…
Mati, karena aku memang tidak mengenal lagi dunia baru setelah kematian jasad ini.
Meninggal, karena aku manusia juga bukan?
“Aghhhhhhhh……………………………………………………………………………………………………………”

Tidak ada komentar: