Senin, 24 Mei 2010

Harmoni jingga


Aku kira pendengaranku masih jelas (untuk mengatakan masih sehat) ketika kau mengatakan 'kadang cinta itu perih' (dan yang aku baca dari matamu, kau yang merasakan perih tersebut). Ketika aku bertanya kenapa (Sayang hanya di hati saja), kau mengatakan (yang kulihat dari matamu 'lagi-lagi'), "Aku tak bahagia melihatmu bersamanya".
Lalu aku bertanya kembali (masih dalam hati), mengapa semua tak menjadi nyata. Semua itu butuh pernyataan dan harusnya kau tahu ini dunia nyata bukan dunia dongeng, cerita, ataupun mitos belaka. Segala hal tentang perasaan, harusnya berwujud nyata dan semua dapat menjadi ada ketika semua itu telah dinyatakan dalam bahasa. Aku kira kau lebih tahu tentang arti (baca: makna) bahasa lebih daripada yang aku tahu. Tahu itu adalah alat kenapa tak kau gunakan untuk mengungkap semua tentang rasa.
Sudahlah. Ya, sudahlah..Sebenarnya aku sudah tahu tentang hal ini, jauh sebelum kau menampakkannya sebagai sasmita yang lagi-lagi aku harus menebaknya. Jangan egois dengan perasaan itu, jika tak ingin berbagi itu namanya sendiri. Dan sejauh ini itulah yang menjadi pilihanmu. Walaupun kau tahu aku tak pernah meninggalkanmu, bukan? (dan tak akan).
Menjadi satu dalam nuansa akan terasa indah, jika kejujuran ada sebagai muara dari rasa yang ada. Biarkan orang bicara apa, tetapi dogma-dogma yang selama ini ada sebetulnya itu penghalangmu. Bagaimana aku bisa tahu, jika semua itu semu adanya (dan itu alasan mengapa aku kecewa) dan tak berujung.
Namun, sekarang suasananya lain dengan dulu (dan kau tahu itu). Aku ingin menciptakan sebuah harmoni, untukmu dan terlebih dia yang menjadi bagian dari kenyataan dengan aku.
Dengarkan nada alunan 'A' ini yang aku ciptakan untukmu(aku memainkannya di G Mayor 7);
/................................../
................................./
...................................../
......................................//
"......................................" (kau yang isi bagian ini)




ps: ini hanya resah dari sasmita yang kau munculkan.

Tidak ada komentar: